Senin, 05 April 2010

PENYAKIT BERBAHAYA TBC

Penyakit Tuberculosis, atau yang lebih dikenal dengan TBC, adalah termasuk penyakit yang berbahaya yang menempati urutan ketiga dunia setelah HIV-AIDS dan penyakit jantung, demikian kata pemerhati masalah kesehatan, dr Ermy Setiari MKes.

“HIV/AIDS dan serangan jantung masih menduduki peringkat satu dan dua, sementara TBC ada di urutan ketiga dari sederet penyakit berbahaya lainnya,” kata Ermy, seperti dilansir Antara.

Ermy menyebutkan, sejalan dengan bahaya yang ditimbulkan dari TBC, penderita penyakit ini masih cukup banyak jumlahnya di Indonesia. “Jumlah penderita TBC di tanah air terhitung menempati posisi ketiga setelah India dan China,” kata Ermy tanpa merinci angka para penderita.

Ia juga menjelaskan, penyakit TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman “mycrobacterium tuberculosis” yang menyerang manusia pada usia produktif. “Jadi, orang yang terserang TBC akibat terinfeksi kuman, bukan semata-mata penyakit keturunan,” ujarnya.

Gejala TBC ini muncul seperti batuk berdahak selama tiga minggu atau lebih, diikuti demam, berat badan menurun, keringat malam dengan tanpa aktifitas. Selain itu, nafsu makan orang yang terserang TBC juga akan menurun drastis, serta akan merasakan nyeri pada dada dan juga batuk berdarah.

Masyarakat yang mengalami gejala seperti itu, kata Ermy, diharapkan segera dapat memeriksakan diri ke Puskesmas terdekat, yang senantiasa akan mendapatkan pengobatan secara gratis.

“Penyakit TBC dapat disembuhkan bila si penderita melakukan pengobatan secara rutin selama 6-8 bulan. Kalau berobat secara teratur, penyakit TBC pasti dapat disembuhkan,” katanya menambahkan.

Sementara itu, banyak orang yang beranggapan bahwa TBC lebih berbahaya dari HIV/AIDS. Ini disebabkan, penyakit paru-paru ini melakukan penyebarannya melalui udara. Sehubungan dengan itu, hendaknya secara rutin harus dilakukan sosialisasi TBC ke desa-desa, dengan harapan penyakit tersebut dapat dicegah penyebarannya di masyarakat.

Untuk itulah, masyarakat harus turut berperan aktif sebagai bentuk kepedulian terhadap penyakit ini melalui sosialisasi masyarakat. Selain melalui sosialisasi, upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit TBC juga harus dilakukan melalui berbagai aksi prefentif dan kuratif agar masyarakat aman dari penyebaran penyakit yang berbahaya ini

Sumber : http://www.resep.web.id/kesehatan/tbc-penyakit-berbahaya-ketiga-di-dunia.htm

Tidak ada komentar:

Posting Komentar